Minggu, 06 November 2011

Kesetiakawanan Sosial

KESETIAKAWANAN SOSIAL

Menurut Bank Dunia, bila mengikuti standar internasional pendapatan 2 dollar AS per hari, setidaknya 49 persen dari 250 juta penduduk Indonesia kini hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka inilah kelompok yang belum memperoleh hak yang layak akan pangan, sandang, tempat tinggal, lapangan kerja, kesehatan dan pendidikan. Ini baru disorot dari aspek kemiskinan, belum pelanggaran hak asasi ekonomi lainnya. Banyak masyarakat menderita kemiskinan akibat ketidakadilan dan salah urus dari berbagai pihak yang tidak sanggup mengelola ekonomi secara memadai.

           Yang paling bertanggungjawab mengatasi persoalan kemiskinan? Apakah itu hanya tanggungjawab pemerintah dan pengusaha? Atau malah tanggungjawab bersama seluruh lapisan masyarakat tanpa kecuali? Seorang pejabat dari salah satu departemen di negeri ini pernah mengatakan, sebagai wujud kesetiakawanan sosial perlu keterlibatan para pengusaha membantu mengentaskan kemiskinan di sekitar industri dan pabrik. Penanggulangan kemiskinan tidak mungkin hanya dilakukan pemerintah lewat berbagai departemen, tapi juga membutuhkan keterlibatan para pengusaha.

Namun sayangnya, keterlibatan para pengusaha melalui program yang disebut ‘tanggungjawab sosial perusahaan’ (corporate social responsibility/CSR) tidak jarang hanya menjadi ajang cari muka perusahaan. CSR tidak lebih sebagai bentuk tindakan amal, charity, yang tergantung pada niat baik perusahaan semata, yang hanya dilakukan bila perusahaan mendapat keuntungan. 

 Lain lagi adalah, bukan bahwa pengusaha tidak bersedia mengalokasikan dana untuk kaum miskin di sekitarnya, tapi para pengusaha sebelum memulai usahanya sudah mengeluarkan banyak dana untuk memperlancar urusannya terhadap pejabat tertentu. Bukan itu saja, mereka juga harus memikirkan dana untuk setoran secara teratur atau ‘uang keamanan’ demi menjaga kelangsungan usahanya. Akibatnya, perusahaan merugi dan tidak punya dana lagi membantu masyarakat miskin.

Refleksi diri

Kalau demikian halnya, bagaimana harus diwujudkan kesetiakawanan sosial itu? Dalam pengertian sehari-hari orang sering memahami kesetiakawanan dalam bentuk pemberian sesuatu, seperti amal, derma, bantuan, dan program-program hebat. Orang masih jarang memahami kesetiakawanan dalam bentuk permenungan dan refleksi diri, khususnya bagi pemimpin bangsa dan penentu kebijaksanaan politik dalam mengelola bangsa ini.

Karena itu beberapa pertanyaan berikut barangkali menjadi relevan bila dikaitkan dengan praksis kesetiakawanan sosial. Bukankah juga bentuk kesetiakawanan sosial bila pemerintah dan pejabat terkait tidak menuntut dana khusus dari para pengusaha di luar ketentuan yang sudah berlaku, sehingga dana itu bisa sungguh-sungguh dialokasikan bagi pemberdayaan kaum miskin di sekitar pabrik dan industri? Bukankah juga merupakan perwujudan kesetiakawanan sosial bila para pejabat dan pengambil keputusan mengambil keputusan yang sungguh-sungguh berpihak kepada orang kecil dan miskin? Bukankah juga bentuk kesetiakawanan sosial bila mental korup yang sudah parah bisa dihilangkan, atau pikiran yang berencana akan korupsi membatalkan niatnya, sehingga uang dan kas negara bisa lebih efisien dimanfaatkan untuk kepentingan kaum miskin? Bukankah juga merupakan perwujudan kesetiakawanan sosial bila birokrasi pemerintahan juga mereformasi diri dengan mengikis habis praktek korupsi, kolusi dan nepotisme?

Subjek pemberdayaan

Yang sering kita dengar adalah orang miskin menjadi objek semata. Mereka dijadikan objek proyek oleh kelompok tertentu kepada negara donor untuk mendapatkan bantuan, padahal dana itu digunakan bukan untuk kaum miskin, tapi untuk memperkaya diri dan kelompok sendiri. Orang miskin juga dijadikan objek penelitian dan menjadi pihak yang perlu dikasihani dan dilindungi. Mereka menjadi objek yang menerima belas kasih, dan lain sebagainya. Kapankah mereka dijadikan subjek pembangunan? Kapankah orang miskin dijadikan subjek pemberdayaan dan pembelajaran? 

Kenyataannya, banyak hal dapat dipelajari dari orang miskin, khususnya menyangkut kesetiakawanan sosial. Coba kita lihat kesetiakawanan di antara orang yang bekerja di sektor informal, seperti pedagang asongan, pedagang kaki lima, tukang ojek, pemulung, dll. Kendati kemiskinan mendera, mereka dapat saling membantu rekannya yang berkekurangan. Ternyata orang miskin itu memiliki daya tahan hidup yang tinggi. Bukankah justru itu yang perlu dipelajari?

Tugas kita dalam mewujudkan kesetiakawanan sosial ini bukan hanya dalam bentuk memberikan “ikan” dan “kail” kepada orang miskin, tapi yang jauh lebih penting adalah mengakui eksistensi mereka sebagai manusia, yang bukan hanya menjadi korban ‘program pembangunan’, tapi melibatkan mereka dalam kebijakan publik. Memberikan peluang dan kesempatan kepada mereka memanfaatkan kemampuan yang dimilikinya.

Selain itu, hal yang perlu direnungkan adalah apa yang menyebabkan jumlah orang miskin di Indonesia terus meningkat? Tentu saja banyak faktor yang menjadi penyebabnya, termasuk situasi ekonomi dan kebijaksanaan pemerintah yang kurang mengayomi kepentingan rakyat kecil, tapi lebih pada kepentingan kekuasaan. 

Menyatukan persepsi

Masalah kemiskinan terkait dengan ketidakadilan khususnya di bidang ekonomi yang kerap terjadi di tengah masyarakat. Kita sebagai warga dalam masyarakat bangsa perlu menyatukan persepsi dalam membangun kesetiakawanan sosial. Pemerintah sebagai institusi diciptakan untuk menyelenggarakan kesejahteraan umum.

Tanpa mau memusuhi para pengusaha khususnya perusahaan transnasional (multinational companies/MNCs) sebagai aktor utama globalisasi, nasib bangsa ini tidak bisa diserahkan kepada mereka. Karena kemampuan masyarakat tidak sama untuk bersaing dan karena akses tidak selalu cukup terbuka kepada semua orang, maka bangsa ini tidak bisa diserahkan begitu saja kepada mekanisme pasar dengan segala kecanggihan dan kekejamannya. Maka, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dan kiranya bisa menjadi bahan permenungan bersama. Pertama, pemerintah sebagai petugas utama menyejahterakan seluruh masyarakat, harus terus menerus memikirkan ulang dan mengambil langkah-langkah yang berpihak kepada rakyat kecil dan miskin, baik dalam hukum perundang-undangan maupun dalam relasi dengan dunia internasional. Kedua, di saat pemerintah dan pengusaha belum secara memadai memperhatikan dan memperjuangkan kepentingan bersama, semua lapiran masyarakat khususnya kaum miskin dan tertindas mesti menggalang kemampuan, karena merekalah akhirnya yang bertanggungjawab atas kesejahteraan itu.

Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara untuk mewujudkan tujuan nasional yang termaktub dalam Pembukaan Undang-      Undang Dasar (UUD) 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Sebagai salah satu sektor dari bidang kesejahteraan rakyat, sektor kesejahteraan sosial menjabarkan amanat UUD 1945 melalui pelayanan sosial yang dilaksanakan dengan usaha kesejahteraan sosial (UKS) yang meliputi penyuluhan dan bimbingan sosial, pembinaan dan rehabilitasi sosial, pemberian bantuan dan santunan, serta pencegahan munculnya permasalahan sosial yang baru dan pengembangan potensi sumber kesejahteraan sosial dalam rangka meningkatkan taraf kesejahteraan sosial.

Pertumbuhan ekonomi sebagai hasil pembangunan harus dapat dirasakan masyarakat melalui upaya pemerataan yang nyata dalam bentuk perbaikan pendapatan dan peningkatan daya beli masyarakat. Keberhasilan pembangunan yang dirasakan sebagai perbaikan taraf hidup oleh segenap golongan masyarakat akan meningkatkan kesadaran rakyat tentang makna serta manfaat pembangunan sehingga motivasi rakyat makin tergugah untuk berperan aktif dalam pembangunan.

 Pelayanan sosial kepada masyarakat rentan, sebagai tanggung jawab negara dalam upaya mewujudkan kesejahteraan sosial, perlu ditingkatkan sehingga dapat dirasakan makin adil dan makin merata di seluruh tanah air. Peran aktif golongan masyarakat yang mampu dalam penyelenggaraan pelayanan sosial perlu digalakkan dan dibudayakan tidak hanya sebagai perwujudan kesetiakawanan sosial, tetapi juga sebagai upaya memperkecil kesenjangan sosial.
Pembangunan kesejahteraan sosial yang diselenggarakan sebagai usaha bersama harus merata di semua lapisan masyarakat dan di seluruh wilayah tanah air; setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan berperan dan menikmati hasil-hasilnya secara adil sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan darma baktinya yang diberikan kepada bangsa dan negara. Pembinaan generasi muda di bidang kesejahteraan sosial dipusatkan pada peningkatan pembinaan karang taruna, sebagai satu-satunya organisasi sosial kepemudaan di tingkat desa. Agar dapat berfungsi sebagai wadah untuk menanggulangi dan mencegah masalah kenakalan remaja serta mampu mengemban tugas mengatasi masalah sosial di lingkungannya, anggota karang taruna dibina agar mampu menciptakan lapangan kerja serta memiliki keterampilan kerja yang andal.


Hasil pembangunan kesejahteraan sosial tercermin, antara lain, dari meningkatnya perkembangan kesadaran, kesetiakawanan            dan tanggung jawab sosial di masyarakat dalam menghadapi masalah sosial pada umumnya dan masalah kesejahteraan sosial khususnya. Perkembangan ini selanjutnya menumbuhkan iklim yang mendorong peran serta masyarakat dalam pelayanan sosial, seperti sebagai pekerja sosial masyarakat, relawan sosial, anggota karang taruna, dan sebagai pendukung dana sosial. Makin meningkatnya mutu dan cakupan pelayanan sosial bagi fakir miskin, anak dan lanjut usia terlantar, penyandang cacat, korban penyalahgunaan obat, zat adiktif dan narkotika, korban bencana, masyarakat terasing dan masyarakat lain yang kurang beruntung telah dapat mengurangi kesenjangan sosial yang ada di masya­-rakat. Di samping itu, makin banyaknya pelayanan sosial yang berkembang di masyarakat telah berhasil pula mengurangi gejolak sosial yang selanjutnya membantu terciptanya stabilitas nasional.

Penyuluhan dan bimbingan sosial yang merupakan kegiatan pokok dalam pelayanan sosial dilaksanakan dengan maksud untuk menciptakan kondisi agar masyarakat makin dapat menerima dan mendukung nilai-nilai pembaruan yang telah diamanatkan.

Untuk meningkatkan pembangunan yang  berfektivitas kegiatan penyuluhan sosial, pekerja sosial masyarakat (PSM) terus dibina dan ditingkatkan pengetahuan dan keterampilannya melalui berbagai pelatihan. Selama dilatih lebih dari 194 ribu orang PSM. Karena PSM ini berasal dari masyarakat dan akan kembali bekerja untuk masyarakat lingkungannya setelah menyelesaikan pelatihan, peningkatkan pelatihan PSM ini merupakan cerminan makin meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menangani permasalahan kesejahteraan sosial.

Pembinaan generasi muda di bidang kesejahteraan sosial dipusatkan pada peningkatan pembinaan karang taruna, sebagai satu-satunya organisasi sosial kepemudaan di tingkat desa. Agar dapat berfungsi sebagai wadah untuk menanggulangi dan mencegah masalah kenakalan remaja serta mampu mengemban tugas mengatasi masalah sosial di lingkungannya, anggota karang taruna dibina agar mampu menciptakan lapangan kerja serta memiliki keterampilan kerja yang andal.

Pada awal pembinaan masyarakat terasing dirintis dengan kegiatan sederhana yang berupa pendekatan dan bimbingan sosial, pembentukan pusat operasi sementara, perintisan perkampungan yang menetap, dan penyediaan sarana sosial. Tujuannya adalah untuk membantu "membuka jalan" bagi masyarakat terasing ke arah cara hidup bermasyarakat yang lebih maju seperti yang telah dinikmati oleh masyarakat di desa-desa sekitarnya. Dengan menunjukkan cara-cara bermasyarakat yang lebih maju tersebut, mereka akan mengenal cara-cara bertani dan berladang tetap dan tidak lagi berpindah-pindah seperti sebelum menerima pembinaan. Selain itu, mereka juga akan mengenal cara-cara memelihara kesehatan dan mengobati penyakit secara benar, perlunya pendidikan anak-anak di sekolah dan sebagainya.


Pembangunan nasional di bidang kesejahteraan rakyat telah berhasil antara lain menurunkan jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan, menurunkan laju pertumbuhan penduduk, meningkatkan usia harapan hidup, menurunkan angka kematian anak balita. Sementara itu, peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan kesejahteraan sosial juga makin meningkat. Namun disadari bahwa dalam, masalah yang akan dihadapi masih berat. Untuk itu perlu dikenali berbagai tantangan, kendala, dan peluang yang ada.

Bangsa Indonesia telah berhasil menurunkan jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan secara cepat dalam jangka waktu yang cukup singkat. Bila pada tahun 1970 penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan adalah 70 juta atau 60 persen dari jumlah penduduk, pada tahun 1990 jumlah ini menurun menjadi 27 juta atau 15 persen dari jumlah penduduk. Meskipun demikian, 27 juta penduduk miskin yang masih tersisa ini merupakan jumlah yang cukup besar. Upaya lebih lanjut untuk mengurangi jumlah penduduk miskin akan makin sulit, karena penduduk miskin yang tersisa adalah yang paling rendah kemampuannya untuk dapat menolong dirinya sendiri, makin terpusat di kantung-kantung kemiskinan, dan makin sulit menjangkaunya. Di samping itu, penyebab dari kemiskinan itu sendiri bersifat multidimensional seperti karena kondisi yang bersifat struktural, yang pada dasarnya juga merupakan bagian dari masalah-masalah besar dalam rangka pemerataan pembangunan atau karena kondisi lingkungan fisik seperti keterbatasan potensi-potensi untuk mengembangkan ekonomi. Dengan memperhatikan jumlah penduduk miskin, kesulitan penanganan kemiskinan, dan sebab-sebab terjadinya kemiskinan itu sendiri, maka tantangan yang akan dihadapi adalah meningkatkan harkat dan martabat masyarakat miskin dan membantu mereka mengentaskan diri dari kemiskinan.

        Kemajuan dan penerapan teknologi maju, baik untuk produksi, transportasi dan komunikasi maupun keperluan rumah tangga tidak disangsikan lagi telah membawa kemajuan dan kemudahan-kemudahan hidup bagi anggota masyarakat. Akan tetapi, kemajuan dan penerapan teknologi maju tersebut, juga mempunyai risiko akan timbulnya kecelakaan yang dapat mengakibatkan kecacatan. Kecacatan karena kecelakaan ini akan menambah jumlah penyandang cacat yang saat ini masih cukup banyak, khususnya penyandang cacat yang miskin 2,1 juta jiwa yang belum seluruhnya dapat ditangani dalam tantangan dalam pembangunan kesejahteraan sosial adalah menyelenggarakan penanganan para penyandang cacat agar mereka sebagai sumber daya manusia dapat hidup secara produktif dan mandiri.

Rabu, 28 September 2011

Pengertian ILMU SOSIAL DASAR

SOCIAL SCIENCE AS A COMPONENT OF  PUBLIC COLLEGE

Facing the problems in the administration Tridarma colleges, as well as to meet the tutuntutan society and state, then held a general education programs. The purpose of public education in college are:

1.    In an effort to help the development of personality of students to be able to act as members of the community and nation and religion.
2.        To foster student sensitivity to the problems and social realities that arise in society Indonesia.
3.        Provide basic knowledge to students so that they are able to think in an interdisciplinary manner, and able to understand the minds of the experts, science, and thus enable them to communicate
So the public education that focuses on efforts to develop the student's personality,

Basic Social Sciences
courses that aim to help shore up student skills in the discipline. so different from the educational expertise that aims to develop student expertise in the field or discipline.

Public education in universities and organized by intitut then known as the common basic subjects or MKDU yangterdiri of some courses, namely: 1) Religion 2) Citizenship, 3) Pancasila, 4) manliness, 5) IBD and 6) ISD.
Basic social science is one of the common basic subjects that are compulsory subjects are given in public and private universities. The purpose of this course is given solely as a business that is expected to provide supplies to students to be aware of problems - social problems that occur in the environment and can solve these problems by using basic social science approaches.

In particular, the general basic courses aimed at producing citizens who graduate:

1.             Pancasila spirit so that all decisions and actions reflect the practice of the values ​of Pancasila and have high personal integrity, who put the interests of humanity as a scholar of national and Indonesia.
2.           Piety towards God Almighty, behave and act in accordance with the teachings of his religion and have tolerance for other faiths.
3.           Have a comprehensive insight and an integral approach in addressing the problems of life both social, political, and defense and security.
4.           Having insight about a broad cultural and social life together be able to participate and improve.

Basic Social Sciences

Quality, as well as its natural environment and jointly participate in its preservation.

·        BACKGROUND, PURPOSE AND DEFINITION OF SOCIAL SCIENCE

ISD background given is the amount of criticism directed at our education system by a number of its scholars, especially graduate education, social and cultural. They thought we smelled colonial education system, and still is the legacy of the Dutch government education system, namely the continuation of politics ari reciprocation Theodhore recommended by Conrad van Deventer. This system aims to produce skilled workers to be "artisans" who fill their bureaucracy in the areas of administration, commerce, engineering and other expertise, with the purpose of exploitation of State assets.

Apparently many still felt that knowledgeable experts specialized expertise and deep, so narrow minded. Though the contribution of scientific thought and communication between disciplines is necessary in solving many social problems are so complex society.
Another thing, our education system into something that is "elite" for our own society, are less familiar with the environmental community, did not recognize the dimensions - another dimension beyond the discipline of Education ikeilmuannya.n tigngi as if a lot of ivory tower scholars generate "craftsman "unwilling and sensitive to the pulse of life, needs, and development of society.
Higher education is expected to produce graduates who have a set of knowledge consists of.

1.         Academic ability : the ability to communicate scientifically, whether oral or written, analytical equipment to master, and think logically, critically, skewering, and analytical, conceptual ability to identify and formulate problems, and is able to offer alternative solutions.

Senin, 18 April 2011

PLANETARIUM JAKARTA

JACKS ANDIRYI C.
13610694
KELAS 1 SA03

I. Waktu Observasi
Observasi dilakukan secara mandiri oleh observer pada tanggal 1 April 2011 di Planetarium Jakarta mulai pukul 16.00 - 16.30 WIB. Planetarium terletak di Jalan Cikini Raya No. 73 Jakarta Pusat di sekitar TAMAN ISMAIL MARZUKI (TIM).

II. Hasil Observasi
Planetarium Jakarta dibangun oleh Pemerintah Indonesia mulai tahun 1964 atas gagasan Presiden Soekarno. Pada waktu itu Presiden sangat mengharapkan rakyat Jakarta pada khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya sedikit demi sedikit akan meningkat pengetahuannya mengenai benda-benda langit, gerhana, tata surya, galaksi dan sebagainya.

Berkat dana yang disumbangkan oleh Gabungan Koperasi Batik Indonesia, gedung Planetarium dapat dibangun, sedangkan peralatannya yang berupa proyektor dan teropong bintang buatan pabrik Carl Zeiss Jena dibeli dengan dana yang dibiayai oleh pemerintah.
Dalam tahun 1968 gedung planetarium dan pemasangan peralatan didalamnya berhasil diselesaikan dan pada tanggal 10 Nopember 1968 tahun itu pula gedung Planetarium diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin bersamaan dengan diresmikannya PKJ-Taman Ismail Marzuki. Kemudian pada tanggal 1 Maret tahun berikutnya Planetarium resmi dibuka untuk umum dan sejak itu masyarakat ibukota merasa memiliki satu-satunya sarana penambah pengetahuan tentang tata surya.
   III. Kesimpulan

Planetarium Jakarta adalah tempat wisata yang bertujuan untuk menambah wawasan kita tentang tata surya dan luar angkasa.


Minggu, 17 April 2011

MONUMEN NASIONAL

                            OBSERVASI MONUMEN NASIONAL, JAKARTA
                                Oleh : Jacks Andiryi C (13610694) Kelas 1 SA 03


   I. Waktu Observasi

      Observasi dilakukan secara mandiri oleh observar pada tanggal 1 April 2011 di Monumen Nasional pukul 11.30 sampai dengan pukul 15.00 WIB.

  II. Hasil observasi


       Monumen Nasional Indonesia berlokasi di Jakarta Pusat, tempat ini memiliki luas  kira-kira 100 hektar.hiburan yang ditawarkan oleh tempat ini  cukup beragam seperti museum sejarah, ruang kemerdekaan pelataran puncak, dan lidah api kemerdekaan.
       Pengunjung yang datang pada hari bisa berkisar sampai 50 sampai 200 orang, Sedangkan pada hari libur bisa mencapai 100 sampai 400 orang, sebagian besar pengunjung berasal dari lingkungan tempat itu sendiri, mereka datang bersama keluaraga dan sahabat. Pengunjung yang datang tidak hanya berasal dari kalangan atas tetapi juga berasal dari kalangan menengah kebawah. Hal ini disebabkan karena biaya masuk yang relatif murah yaitu Rp. 7500 untuk dewasa dan Rp. 3500 untuk mahasiswa dan pelajar.

  III. Kesimpulan

        Monumen Nasional Indonesia adalah tempat wisata yang di minati dari berbagai kalangan, mulai dari dewasa hingga anak-anak, dari kalangan menengah kebawah hingga keatas. Dan dengan harga yang relatif murah pengunjung bisa menikmati berbagai macam tempat-tempat yang mengandung peristiwa bersejarah.





 

Selasa, 04 Januari 2011

Mencegah Serangan Stroke

  • Kontrol tekanan darah anda
Periksakan tekanan darah anda secara periodik dan jika naik, segeralah ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Penanganan tekanan darah yang tepat akan mengurangi resiko terjadinya stroke dan serangan jantung. 

  • Berhentilah Merokok
 Rokok terbukti menigkatkan resiko terjadinya stroke. Studi membuktikan bahwa resiko terjadinya stroke pada orang yang berhenti merokok selama 2 sampai 5 tahun, jauh lebih rendah dari pada mereka yang masih merokok.

  • Periksa Leher Anda
Mintalah dokter mendengarkan bunyi mendesing di leher anda. Ini terutama penting jika anda mengalami ateroksklerosis (pengerasan dan penebalan pembuluh darah) yang menyebabkan tersumbatnya aliran darah.

  • Berolahraga yang Teratur
Olahraga akan membuat jantung lebih kuat sehingga mampu mengalirkan darah lebih optimal. Olahraga juga akan mampu menurunkan berat badan. Kegemukan meningkatkan resiko terjadinya tekanan darah tinggi, aterosklerosis, penyakit jantung, dan kencing manis.

  • Makanlah makanan yang sehat
 Makanlah makanan yang sehat Pilihlah makanan yang rendah lemak, lemak jenuh, dan kolestrol. Makanlah bermacam jenis buah dan sayuran.

  • Kurangi Lemak
 Apa yang baik bagi jantung anda, baik pula bagi otak. Menjaga kadar kolesterol berarti menghambat aterosklerosis dan stroke. Makanlah lemak tidak lebih dari 25 %  kebutuhan kalori.

Manfaat Lain Pemberian Infus Vitamin C Dosis Tinggi

  • Pada pasien penderita kanker, pemberian infus Vitamin C dosis tinggi bermanfaat menghambat perkembangan kanker dan memperpanjang usia pasien.
  •  Pada pasien gangguan ginjal, pemberian infus Vitamin C dosis tinggi membantu  memperbaiki kerusakan ginjal akibat gangguan peredaran darah terutama pada penderita diabetes.
  • Penderita asma kronis banyak yang kekurangan asupan Vitamin C, pemberian infus Vitamin C dosis tinggi membantu  menjaga kesehatan penderita asma.
  • Pemberian infus Vitamin C dosis tinggi membantu mencegah Osteoporosis  dan menjaga kepadatan tulang.
  • Membantu melawan infeksi virus Herpes dan mencegah kambuh kembali.

Minggu, 02 Januari 2011

Kulit Mulus Bebas Bekas Luka

  • Pakai Pelindung Saat Membersihkan
 Sebelum melakukan kontak dengan luka, bersihkan tangan anda dengan sabun atau disinfektan  dan di gunakan sarung tangan  lateks untuk mencegah penularan penyakit. Lalu, segera bersihkan luka dan hilangkan kotoran dengan hati-hati.
  • Tutupi Luka Dengan Perban
Perban harus menutup sekitar 1 centimeter melewati batas kulit yang terluka agar dapat melindunginya dengan sempurna. Jangan menggunakan perban yang kering karena dapat menempel pada luka. Berikan krim antibiotik di bagian dalam perban penutup (mengoleskannya langsung pada luka). Gunakan plester untuk menutupi keempat sisi perban.

  • Lindungi Perban
Dengan material anti-air seperti plester anti-air atau plastik.

  •  Pastikan kenyamananya 
Coba Rasakan apakah daerah luka yang sudah diperban tadi terasa tidak sakit atau geli saat disentuh. Jika masih sakit, berarti ada yang salah ketika membungkusnya. Ganti perban setiap hari, dan periksa tanda-tanda infeksi.

Tips Memilih, Menyimpan & Mengolah Labu Siam

  • Pilih labu siam yang bentuknya baik, bulat, padat dan tidak ada memar.
  • Perhatikan bagian luarnya.Pilih yang berwarna hijau cerah, dengan tekstur keras dan pastikan tidak ada bercak coklat atau hitamnya.
  • Simpan labu siam dalam kantong plastik tertutup di lemari es dan labu siam dapat bertahan sampai 7 hari.
  • Labu Siam yang masih muda kulitnya masih cukup lembut, sehingga tidak perlu mengupas kulitnya. Tapi labu siam yang lebih tua kulitnya akan menjadi keras dan keras sehingga perlu dikupas terlebih dahulu.
  • Untuk mengupas kulitnya, bisa dengan cara membelah labu siam jadi 2 atau 4 bagian, lalu rebus dalam sedikit air selama 7 sampai 9 menit. Tiriskan dan kupas. Atau dengan cara mengukus labu siam yang sudah dibelah tadi selama 18 hingga 22 menit. Angkat dan Kupas.

5 Makanan Penurun Stress & Tekanan Darah

  1. Karbohidrat Kompleks Karbohidrat mendorong otak untuk mengeluarkan serotonin dan noradrenalin, yang memberikan rasa nyaman, memperbaiki mood dan menjaga level energi, tapi pilihlah karbohidrat yang baik yaitu karbohidrat kompleks seperti sereal dan roti gandum utuh, beras merah ataupun oatmeal.
  2. Buah Tinggi Vitamin C. Jeruk, berry (blackberry, stroberi, anggur, blueberry, rasberry dan sebagainya), pepaya, belimbing dan buah-buahan lain yang banyak mengandung vitamin C dapat mengurangi stres dengan menurunkan tingkat kortisol dan tekanan darah menjadi normal kembali.
  3. Sumber Magnesium. Kandungan magnesium dalam bayam, kacang-kacangan seperti kedelai, almon, dan juga ikan berfungsi untuk mengatur kadar kortisol. Magnesium cenderung banyak dibuang dari tubuh ketika kita sedang stres dan makan  makanan kaya magnesium akan memasok kadar magnesium dalam tubuh.
  4. Bawang Putih. Mengandung zat detoksifikasi yang disebut alicina, yang memerikan rasa dan bau bawang putih dan berperan sebagai antibiotik kuat, juga dapat mengurangi kolesterol, tekanan darah dan meningkatkan mood. Sebuah penelitian di Jerman juga menemukan bahwa orang yang gugup atau stress akan menjadi rileks dan tenang setelah mengkosumsi bawang putih.
  5. Ikan Kaya Omega-3. Untuk menjaga kortisol dan adrenalin dalam tubuh tetap dalam level normal, konsumsilah ikan yang banyak mengandung Omega-3, seperti ikan tuna dan salmon. Selain mengurangi stress, Omega-3 juga baik untuk menurunkan tekanan darah dan melindungi jantung. Jadi, mulailah mengkonsumsi ikan paling tidak dua kali seminggu.
         Dengan mengetahui strategi meredakan stress dan menurunkan tekanan darah dengan memilih yang baik untuk dikonsumai ketika stress menyerang, mari kita mulai masukkan makanan-makanan tersebut dalam menu harian kita.