Sabtu, 20 November 2010
Astronomi RI Temukan Planet
Tim penelitian Max Planc Institute for Astronomy (MPIA), Heidelberg, Jerman, yang dipimpin astronom asal Indonesia, Johny Setiawan, berhasil menemukan planet pertama dari luar galaksi Bima Sakti. Planet yang menyerupai Planet Jupiter itu kini termasuk bagian dari sistem galaksi Bima Sakti, meski dulunya berasal dari galaksi lain yang ukurannya lebih kecil. Menurut tim peneliti, di masa lampau galaksi kecil tersebut pada akhirnya perlahan-lahan masuk ke dalam sistem galaksi Bima Sakti. "Kami ingin mempelajari ini dan melihat seberapa jauh planet itu dapat berkembang. Planet yang diberi nama HIP 13044 tersebut telah ada sejak enam miliar tahun yang lalu dan hanya memiliki sisa waktu selama beberapa juta tahun, para peneliti meyakini planet ini terbentuk di era awal tata surya, sebelum dunia masuk ke dalam galaksi Bima Sakti. Planet baru ini diperkirakan memiliki massa minimum 1,25 kali Jupiter. Planet HIP 13044b berada sangat dekat dengan bintangnya dan menyelesaikan orbit setiap 16,2 hari planet HIP 13044 diyakini berada dekat dengan akhir kehidupan dan berjarak 2000 tahun cahaya dari bumi, penemuan ini sangat menarik karena kita bisa mempertimbangkan masa depan tentang sistem planet kita sendiri seperti Matahari yang diperkirakan menjadi raksasa merah pada lima miliar tahun ke depan. Planet baru ini ditemukan menggunakan metode yang disebut metode kecepatan radial yang mendeteksi benda yang bergetar kecil di sebuah planet karena sentakan di matahari. Planet ini ditemukan setelah tim astronomi meneliti pergerakan HIP 13044 dengan teleskop di sebuah observatorium di selatan Eropa. Hal yang membanggakan, penemuan planet HIP 13044 ini menambah panjang daftar prestasi Johny Setiawan di dunia Astronomi, penemuan-penemuan yang dilakukan Johny dan timnya telah diakui dunia selain penemuan planet baru Johny diantaranya telah berulang kali menemukan banyak planet di antaranya HD 47536b, HD11977b, HD 70573 b, TW Hydrae dan Chi Virginis b. Dia menilai penemuan ini dapat menjadi pintu masuk untuk mengetahui apa yang terjadi pada hari-hari terakhir tata surya. Setelah mengonsumsi semua bahan bakar hidrogen di intinya, Matahari kemungkins akan menjadi raksasa merah dan mungkin telah memakan planet bebatu yang lebih kecil seperti bumi dalam proses tersebut.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar