Industri automitif dalam negeri disebut-sbut mencapai babak baru. Banyak kalangan memprediksi, pasar industri mobil Indonesia akan menjadi raja di kawasan ASEAN. Mengalkulasi prediksi kinerja industri automitif pada 2011 bisa memunculkan beragam spekulasi. Sebagian kalangan memandang pesimistis terutama terkait rencana penerapan pajak kepemilikan mobil secara progresif. Argumentasinya didasarkan pada tantangan industri ini terkait rencana penerapan pajak kepemilikan mobil secara progresif tahun depan, sebenarnya aturan ini diberlakukan guna mengatasi kemacetan akibat semakin bertambahnya populasi mobil di kota-kota besar seperti di Jakarta. Namun, banyak pihak menilai, pemberlakuan pajak kini kurang efektif dan kurang tepat sasaran. Tantangan industri automotif ke depan tidak hanya itu. Masih ada beberapa lagi lainnya seperti kebijakan lagi lainnya seperti kebijakan fiskal berupa kenaikan pajak penjualan tas barang mewah , laju inflasi, dan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang sangat kecil kemungkinannya untuk tidak terjadi. Mempertimbangkan pasar Indonesia sangat besar sehingga ada atau tidaknya aturan baru perpajakan, konsumen masih akan tetap membeli mobil karena sudah dianggap sebagai kebutuhan. Kalangan yang optimistis menilai industri automitif di dalam negeri masih akan tetap tumbuh tahun depan. Pasar mobil 2011 diperkirakan akan mampu menembus angka 850.000 unti atau naik 11 % dibanding 2010 yang diestimasi bakal tembus di angka 720.000. Meski demikan, bagi sebagian kalangan,kalkulasi optimistis tersebut masih tampak belum meyakinkan. Terutama apabila mempertimbangkan regulasi perpajakan yang baru sehingga Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sempat lebih memilih untuk mematok target konservatif untuk posisi aman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar